Selasa, 24 Februari 2015

Godaan Wisata Lembah Harau, Payakumbuh

Sudah beberapa abad yang lalu aku ngidam banget bisa ke Harau, ngumpulin anak-anak kesana susahnya kayak minta jodoh…  berjuta pesan sudah disebar, namun tak kunjung ada tanggapan…
Dihati sudah pengen nekad aja sih jalan sendiri, tapi apa daya, diri ini sudah rapuh untuk sendiri lagi… :D
Kemudian, sesaat hati ini gelisah mendengar ajakan dari IMKJ Unand untuk homestay di Harau, Payakumbuh…  Sumpah ini jodoh Tuhan untuk orang kesepian. Ku sebar kembali pesan kesemua kolega supaya bisa jalan sama-sama.. ternyata oh ternyata, mereka sedang mempersiapkan kebutuhan wisuda… Kan kampreeet.
#disitu kadang saya merasa sedih.
Yowes lah, whatever, terserah…  yang penting pokoknya aku jalan (titik).
Persiapan homestay sudah dikerjakan dengan apik oleh rekan-rekan IMKJ. Sebagai tamu yaaa aku sih hanya butuh ngeluarin budget keikutsertaan, awalnya tarif harga nya cuma IDR 65k, tetapi karena terjadi kenaikan harga beras di Pulau Jawa, maka budget peserta naik menjadi IDR 85k. hubungannya beras di jawa sama di sumatera apa??? Dan kapan gue bayar iurannya??? #melawanlupa
Bermodal akomodasi bus kampus yang di nahkodai oleh Pak Supirman, perjalanan dimulai dengan keterlambatan… keselkan???
Aku sih nggak…… soalnya aku juga terlalu lama menikmati gravitasi kasur dan males buat bangun tidur…  ahahahahaha #setan!
Yang lebih setannya lagi tuh pas mau berangkat, aku nentengin gallon yang beratnya berkali-kali perut onepack aku, dan tanpa bersalah bus malah melaju dengan masamnya meninggalkan asap knalpot hitam… hingga terjadilah adegan kejar-kejaran bus kayak pilem india… tragis!!!
14-15 februari 2015. Inilah hari yang akan dihabiskan di sepanjang Padang-Payakumbuh. Momment yang berharga sepanjang jalan, lewaaat saja bersama mimpi. Karena seperti biasa, tidak lengkap perjalanan tanpa ketiduran di dalam bus. #prinsipgagal
Sebelum menuju Payakumbuh, kita singgah dulu di Puncak Lawang, di Kab. Agam. Disini cuma mau menyantap nasi bungkus sambil menikmati indahnya danau maninjau dari atas puncak. Oooh, nasi yang hangat berpadu dengan ayam sambal pedas, ditemani angin berhembus dan udara yang sejuk, membuat lupa daratan.. sampai terjadi insiden yang mendebarkan… kehilangan dompet!!! Ini benar-benar kecerobohan yang jangan pernah ditiru, sebelum meninggalkan suatu tempat tolong periksa kembali barang bawaan kalian. Jangan sampe ada yang tercecer… Gak mau kan kehilangan barang berharga kalian karena ceroboh… pokoknya, apapun yang kalian bawa ke suatu tempat, bawa kembali pulang, meskipun itu sampah bawa aja pulang…!!!
Satu hal berharga dari insiden kehilangan dompet ini adalah menemukan bapak penjaga objek wisata yang baik hati, namanya……. #lupa :’( beliau yang memberitahu bahwa aku kehilangan barang disana. Bagaimana caranya??? Memang rejeki gak kemana ya, di dalam dompet itu masih tersimpan struk belanja yang ada nomor handphone aku disana, dengan nomor handphone itulah bapak baik itu memberitahu… Ooooh Tuhan, terima kasih sudah memberikan malaikat penolong untuk ku…
Disinlah pelajarannya, tinggalkan kontak yang bisa dihubungi di dompet, mana tau ada yang nyelamatin jadi bisa langsung dikabari.. tapi tetap harus waspada ya, karena tidak semua yang nemu barang kalian itu malaikat, kalau yang nemunya setan kan malah rugi besar, bisa-bisa nanti minta tebusan, dan minta dinikahi…!!!
Kembali ke perjalanan, skip sampe di Harau…


Yeeee, akhirnya kita sampai di lembah harau, Payakumbuh. Bayar tiket ya, harga cuma 5000 rupiah saja untuk dewasa, kalo masih anak-anak dapet diskon jadi 3000 rupiah…
Berbicara sedikit sejarah terbentuknya lembah harau ini, konon lembah harau terbentuk dari lautan yang mengering. Diperkuat oleh temuan survey team geologi Jerman yang meneliti bebatuan yang terdapat di lembah harau pada tahun 1980 yang menemukan bahwa perbukitan lembah harau adalah batuan breksi dan konglomerat yang umumnya terdapat di dasar laut. Kereeen banget kan bro, kalau benar seperti itu berarti aku seharian bernapas di dasar lautan toh… ahahahahaha
Keistimewaan lembah harau ini adalah tebing cadas dan curam yang seperti kue dipotong-potong terus kita berada ditengah-tengahnya, dikepung oleh potongan tebing kue setinggi 150-200 meter tersebut. Aksen degradasi warna merah orange kecoklatan, dibalut oleh rindang hijau pepohonan dan hamparan sawah, disiram lagi oleh birunya langit di cakrawala… Aseeeem, lapar mata melihatnya.
Selain itu, dari tebing-tebing curam tersebut, punya tujuh air terjun yang mempesona dengan ketinggian berkisar antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas tebing yang membentang sepanjang lembah harau.
Dan cerita kita homestay, maka tak lengkap kalau tidak ada home nya kan… Nyihaaa, di Harau ini berdiri pondok singgah dan rumah gadang untuk tempat bermalam. Beberapa situs menyebutkan kisaran harga mulai dari Rp 50.000,- sampe seharga Rp 2.000.000,-. Untuk tempat kita skarang, kita menyewa rumah Gadang yang sanggup menampung hingga 40 orang (katanya), punya empat kamar (sisa orangnya tidur di luar ya), plus kamar mandi di dalam, dan TV kabel.  Kemudian ada pendopo di bawahnya yang bisa dipake untuk tempat masak-masak. Di sekeliling rumah gadang tampak asri dikelilingi hamparan rerumputan hijau, tebing lembah, dan yang jadi favorit di depan rumah ada kolam yang menyediakan fasilitas sewa perahu. Mantap!!! Harganya 15.000 sepuasnya, bisa untuk bertiga, atau kalau jomblo sendiri aja yaaaa…
Terakhir, tak sempat dinikmati adalah olahraga panjat tebing dan tracking. Tebing-tebing curam memang menjadi spot ideal untuk olahraga ini. Bagusnya lagi, Lonely Planet pada tahun 2010 menobatkan lembah harau sebagai The Best Developed Rock Climbing Area di Sumatera…!!! Dahsyaaat.
Nyesal banget kan yang tidak berangkat… Ayo keluar rumah, dan nikmati Indonesia… :D





1 komentar: