Senin, 08 Mei 2023

Nokia Bangkit Tak Kenal Menyerah

 

Ilustrasi telepon selular atau ponsel (Unspalsh/Eirik Solheim)

Serbuan ponsel Android dan iPhone membuat nokia melepas tahtanya sebagai raja ponsel dunia. Kini, Nokia telah bangkit dengan bisnis dan identitas barunya.

Merk Nokia selama ini dikenal sebagai produsen ponsel yang sudah sangat populer. Gelar raja ponsel dunia tersematkan pada perusahaan asal Finlandia ini dengan penjualan produk yang spektakuler. Bahkan, Nokia dengan seri 1100 yang dikeluarkan pada tahun 2003 lalu menjadi ponsel terlaris sepanjang masa dengan penjualan 250 juta secara global. Meskipun demikian, kejatuhan industri ponsel Nokia tetap tak terelakkan dikarenakan ketidakmampuan perusahaan membendung laju pertumbuhan ponsel dengan sistem operasi dari Google yaitu Android dan Apple dengan iOS buatannya.

Nokia gagal merebut pasar karena terlalu percaya diri dengan ponsel besutannya dengan sistem operasi Symbian. Nokia tidak merespon keinginan pasar yang mulai merasa bosan dengan sistem operasi lawas tersebut dan konsumen merasa nyaman dengan kehadiran Android maupun iOS. Kesalahan Nokia kian memburuk dengan mengusung sistem operasi Windows Phone buatan Microsoft yang belum teruji dipasaran. Alhasil, pasar ponsel nokia terus menurun dan jatuh hingga Nokia harus menjual lini bisnis ponselnya kepada Microsoft pada tahun 2013.

Nokia memang melakukan kesalahan, tetapi Nokia tidak pernah memilih mundur untuk menyerah. Jauh sebelum Nokia menjadi perusahaan ponsel nomor satu dunia, Nokia hanyalah pabrik pengolahan kertas di Finlandia Selatan. Bjorn Westerlund yang kala itu menjabat CEO perusahaan kertas Nokia menyadari bahwa industri pengolahan kayu dan kertas suatu saat akan tenggelam hingga memutuskan untuk membangun divisi baru di ibukota negara Finlandia.  Nokia memilih bertransformasi dengan membangun divisi elektronik dan sukses memproduksi ponsel Nokia yang dikenal luas di seluruh dunia.

Kini, Nokia juga memilih bertransformasi dari perusahaan produsen ponsel ke perusahaan infrastruktur layanan jaringan. Nokia menyadari bahwa pasar ponsel juga tidak selamanya bisa mereka kuasai. Setelah menjual divisi ponsel kepada Microsoft, Nokia mulai memperkuat industri lain yang bisa mereka kembangkan yaitu bisnis peralatan telekomunikasi dan infrastruktur jaringan. Transformasi ini tidak lepas dari perencanaan matang dengan membeli saham Siemens di tahun 2013 sebagai penyedia peralatan jaringan kemudian memperkuat lini bisnis perusahaan Nokia Siemens Network. Akselerasi dalam bisnis jaringan kian dikukuhkan saat Nokia membeli saham Alcatel-Lucent asal Perancis di tahun 2015 untuk memperkuat infrastruktur telekomunikasi. Langkah ini turut serta merombak jajaran manajemen secara drastis untuk memulai terbang kearah baru. Nokia sukses bertransformasi dengan inti baru usaha di bidang infrastruktur jaringan. 

Pelajaran penting yang dapat dipetik adalah keberanian Nokia untuk menghancurkan bisnis ponsel yang membesarkan namanya dan bertransformasi ke bisnis jaringan. Nokia melakukan perencanaan yang matang dan fokus membangun usaha baru untuk menghadapi tantangan masa depan yang bergantung pada infrastruktur jaringan. Masa depan Nokia kini dimulai dengan bisnis infrastruktur jaringan, sebuah lompatan bisnis yang tepat saat jaringan 5G mulai diminati sebagai jaringan terbarukan. Untuk menandai era baru kebangkitan Nokia, perusahaan telah memperkenalkan logo baru perusahaan yang lebih berenergi, dinamis dan modern pada awal tahun 2023. Nokia telah membuat kesepakatan dengan beberapa negara untuk memanfaatkan teknologi jaringan 5G global.

Nokia sekali lagi membuktikan keahliannya dalam melihat masa depan yang membawa perusahaan ponsel yang terpuruk menjadi sangat bernilai yang memberikan penghasilan miliaran bagi pemegang sahamnya. Setelah kejatuhannya di tahun 2013, Nokia kini menempati posisi kedua dunia di bisnis infrastruktur jaringan di bawah Huawei asal negeri Tiongkok.

0 comments:

Posting Komentar